Luka bukan goresan


Menatap diatas sana, nampak  awan yang biru muda. Bergelombang dan berarak secara perlahan. Ini kisah tentangnya, tentang  awan yang berarak melawan kelam berikan perubahan.

Dia tidak bermegah dalam tahtanya yang ditakdirkan berada diatas sana, karena dia mengikuti desiran angin disana yang membawanya bergerak perlahan. Seperti kehidupan ini, tidak ada satu mahkluk pun yang paling berkuasa dan terhebat di bumi ini. Tidak ada yang bermegah dalam keegoisannya dan menutup pintu rapat-rapat dengan dunia sekitar. Menjalin relasi dengan lingkungan sekitar itu tidak merugikan, karena mereka yang membuat diri kita mampu berkembang. Tidak ada satu anak pun yang mampu berkembang tanpa campur tangan berbagai pihak. Orang lain merupakan media pembelajaran yang sederhana namun begitu utama. Mereka cerminan bagi diri kita sendiri, yang menilai keberadaan kita dan mengarahkan  peran kita sesuai dengan posisi kita. Kita tidak bisa hanya berdiam dalam lingkungan yang terus bergerak. Lingkungan dan komunitas kita yang akan menuntun kita menjadi jiwa-jiwa yang inovatif dan berguna bagi lingkup luas.

Pandang lagi dia. Awan itu seketika berubah, semula putih bersih berubah menjadi hitam pekat. Dan,  rintik hujan mulai terdengar. Awan seolah menangis, menitikkan air mata yang membasahi bumi. Petir dan halilintar pun turut menghantam bumi. Awan menumpahkan air matanya menjadi deraian hujan deras. Kesedihan bukanlah sesuatu yang mengenakkan. Terkadang banyak orang yang menghindar dan tidak ingin merasakan kesedihan. Apakah itu cukup ideal? Kehidupan ini selalu memiliki dua sisi. Ada panjang, ada pendek. Ada tua, ada muda. Ada senang, ada sedih. Ada mudah, ada susah. Semua berpasangan begitu kompak walaupun keduanya saling berlainan. Namun, semua menjadi tampak bermakna saat variasi dar berbagai rasa itu kita alami. Akan sangat membosankan bila selama kita hidup hanya menikmati rasa senang terus menerus. Bukankah itu akan menjenuhkan? Namun terkadang, kesedihan, kesakitan dan kepahitan dapat mengundang rasa putus ada atau bahkan kebencian. Jatuh memang menyakitkan. Jatuh berulang kali akan mematahkan pucuk-pucuk harapan yang telah dirangkai. Akan tetapi, jatuh adalah dasar dan langkah untuk pembaharuan. Saat jatuh, dan kemudian berusaha untuk bangkit maka satu langkah itu merupakan satu perubahan total pada diri kita sebelumnya. Awal langkahmu untuk bangkit merupakan gerakan-gerakan perubahan untuk memulai hal baru dan menciptakan pribadi baru menghadapi kejatuhan yang pernah dialami. Kejatuhan sebagai dasar dan penyokong untuk terus maju dan melakukan pembuktian bahwa pribadi kita tidak mudah terkalahkan oleh satu kejatuhan saja (sedih, sakit, gagal, kecewa) .

Kala hujan turun, nampaklah daun dan pepohonan tersenyum. Mereka bergembira dan berterima kasih pada dia yang memberinya air bagi kehidupannya. Tangisan awan bukan lagi senandung duka bagi bumi ini, namun jendela bagi kedamaian di dunia ini.

Duka, sedih, kecewa, luka, kegagalan bukanlah “ending” dari cerita perjuanganmu. Masih ada kisah baru yang telah Tuhan siapkan untukmu. Kisah yang selalu penuh kejutan, lebih dari yang kau bayangkan. Masih beranikah kau untuk memulainya?

Keep spirit!

Tidak ada komentar: