Just Writting than Confused
biarkan kehidupan ini bercerita dan diri sendiri menjadi pemain utama, tanpa skenario, tanpa sandiwara. penuh realita dengan Sang Pencipta sebagai sutradara....
Dibalik Pintu Gereja
Gema nyanyian
pujian membelah suasana syahdu gedung gereja. Mengalun lembut, mendayu-dayu. Berdesir.
Jiwa-jiwa manusia memuji keagungan Sang Pencipta. Berpadu dengan nyanyian
syukur sang malaikat Tuhan, memuja Sang Esa. Aku berdiri di sana. Di tepi
barisan bangku nomor tiga dari belakang. Berdiri tegap dengan kedua tangan
menyatu terkatup rapat. Memandang patung Sang Juruselamat yang telah
disalibkan. Aku turut menyumbang suara. Walau terkadang suara ku terdengar
sumbang dan tidak berpadu dengan suara paduan suara yang melengking merdu. Aku tidak
enggan. Mulut ku terbuka menyuarakan nada-nada pujian yang sudah lama aku
kenal. Suara ku terdengar menggema. Berguling-guling bersahutan dengan suara
ratusan umat Tuhan yang bersorak gembira memuji Sang Esa. Mereka bersorak. Menggebu-gebu
menyambut kehadiran Tuhan diatara umat kesayanganNya. Menyambut kasih setia
yang tiada henti Dia alirkan untuk umat ciptaanNya. Mereka percaya. Tuhan hadir
selalu disekitar mereka. Setumpuk beban yang mereka rasakan, kini terasa
melegakan. Sebongkah permasalahan yang mereka pikul terasa ringan. Tidak ada
lagi ganjalan yang akan menghalangi mereka untuk menghadap sejenak kepada yang
Kuasa. Mereka lupakan. Aku pun juga. Setumpuk rasa yang mulanya
Langganan:
Postingan (Atom)